M10_Latihan Soal
Pilihan Ganda
-
Fungsi investasi dalam manajemen keuangan
(a) Pengalokasian dana pada berbagai aset yang diharapkan memberikan keuntungan di masa depan -
Fungsi pendanaan
(d) Penentuan struktur modal -
Pengelolaan aset lancar dan kewajiban lancar
(b) Manajemen modal kerja -
Investasi jangka panjang berkaitan dengan pembelian aset tetap
(c) Penganggaran modal -
Modal untuk operasi sehari-hari
(b) Modal kerja -
Faktor struktur modal
(a) Biaya modal dan risiko finansial -
Metode NPV
(c) Menghitung nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari suatu investasi, dikurangi dengan investasi awal -
Kriteria IRR
(c) IRR > cost of capital (layak), IRR < cost of capital (tidak layak) -
Metode yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang
(d) Payback Period -
Rumus BEP unit
(c) BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit) -
Risiko tidak mampu bayar kewajiban jangka pendek
(c) Risiko likuiditas -
Metode uji sensitivitas evaluasi finansial
(c) Analisis sensitivitas -
Mitigasi risiko pasar dengan instrumen derivatif
(b) Hedging -
Proyeksi pendapatan, biaya, dan laba
(b) Proyeksi laporan laba rugi -
Penggunaan dana pinjaman untuk meningkatkan pengembalian
(a) Financial leverage -
Rasio antara nilai sekarang arus kas masuk dan investasi awal
(c) Profitability Index (PI) -
Risiko akibat perubahan harga pasar
(c) Risiko pasar -
Dana awal untuk memulai bisnis
(c) Modal investasi awal -
Skenario dalam analisis risiko
(a) Skenario optimis, moderat, dan pesimis -
Teknik simulasi dengan model probabilistik
(c) Simulasi Monte Carlo
Essai
-
Fungsi investasi, fungsi pendanaan, dan fungsi pengelolaan aset merupakan tiga pilar utama dalam manajemen keuangan. Fungsi investasi berkaitan dengan keputusan penggunaan dana untuk memperoleh aset yang mampu menghasilkan keuntungan di masa depan. Contohnya dalam perusahaan manufaktur adalah pembelian mesin produksi baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Fungsi pendanaan berhubungan dengan bagaimana perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan investasinya, baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi, atau penyertaan modal. Misalnya, perusahaan mengambil pinjaman jangka panjang dari bank untuk membeli peralatan produksi. Sedangkan fungsi pengelolaan aset fokus pada pengaturan dan pemanfaatan sumber daya perusahaan secara efisien agar mendukung operasional dan kinerja finansial. Contohnya adalah pengelolaan persediaan bahan baku secara optimal agar tidak terjadi kelebihan stok yang tidak efisien.
-
Modal investasi awal adalah dana yang digunakan pada tahap awal pendirian bisnis untuk membeli aset tetap seperti tanah, bangunan, dan mesin. Modal kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasional sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan biaya utilitas. Dana ekspansi digunakan untuk memperluas kapasitas produksi atau memperluas pasar seperti membuka cabang baru. Perencanaan yang tepat untuk masing-masing jenis kebutuhan dana sangat penting agar tidak terjadi kekurangan dana yang menghambat jalannya bisnis. Misalnya, merancang alokasi anggaran sesuai siklus kas bisnis dapat memastikan operasi berjalan lancar, sementara strategi pembiayaan jangka panjang dapat digunakan untuk kebutuhan investasi dan ekspansi.
-
Net Present Value (NPV) adalah metode yang menghitung selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan investasi awal. Kelebihannya adalah mempertimbangkan nilai waktu uang dan memberikan hasil absolut dalam bentuk nilai rupiah. Kekurangannya, sulit digunakan jika proyeksi arus kas tidak akurat. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. Kelebihannya mudah dipahami karena disajikan dalam bentuk persentase, namun bisa menghasilkan hasil ganda jika arus kas proyek tidak konvensional. Payback Period mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal. Kelebihannya sederhana, namun tidak memperhitungkan nilai waktu uang dan arus kas setelah periode pengembalian. NPV paling cocok digunakan saat ingin menilai proyek dari sisi penciptaan nilai, IRR tepat saat membandingkan beberapa proyek dengan skala yang sama, dan Payback Period berguna untuk menilai likuiditas dan risiko proyek.
-
Struktur modal optimal adalah kombinasi antara utang dan ekuitas yang meminimalkan biaya modal rata-rata perusahaan dan memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor-faktor yang memengaruhinya antara lain tingkat suku bunga, risiko usaha, struktur pajak, fleksibilitas keuangan, dan kondisi pasar modal. Struktur modal yang tepat dapat meningkatkan nilai perusahaan karena biaya modal yang efisien akan meningkatkan profitabilitas dan arus kas bagi pemegang saham. Sebaliknya, struktur modal yang terlalu bertumpu pada utang dapat meningkatkan risiko kebangkrutan.
-
Manajemen modal kerja yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas dengan memastikan bahwa aset lancar seperti kas, piutang, dan persediaan dikelola secara efisien. Hal ini juga mengurangi risiko likuiditas karena perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Contoh strategi yang dapat diterapkan adalah mempercepat penagihan piutang dengan menawarkan diskon pembayaran awal, mengoptimalkan persediaan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stok, serta menjaga saldo kas minimum untuk kebutuhan operasional harian tanpa menghambat peluang investasi jangka pendek.
-
BEP dalam unit menunjukkan jumlah produk yang harus dijual agar perusahaan mencapai titik impas secara fisik, sedangkan BEP dalam rupiah menunjukkan total pendapatan penjualan minimum yang harus diperoleh untuk menutup semua biaya. Implikasi manajerial dari analisis BEP adalah membantu manajemen dalam menentukan target penjualan minimum, menetapkan harga jual, serta menilai kelayakan produk baru atau lini usaha. Dengan memahami titik impas, manajemen dapat menghindari kerugian dan menyusun strategi produksi dan pemasaran yang realistis.
-
Risiko finansial dalam perencanaan proyek meliputi risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional. Risiko likuiditas dapat diatasi dengan menjaga cadangan kas dan mengatur jatuh tempo kewajiban. Risiko pasar, seperti fluktuasi harga dan nilai tukar, dapat dimitigasi dengan menggunakan lindung nilai (hedging). Risiko kredit, terkait dengan ketidakmampuan mitra membayar utang, dapat diminimalkan dengan analisis kelayakan pelanggan. Risiko operasional yang muncul dari gangguan produksi atau kesalahan sistem bisa diatasi dengan diversifikasi pemasok dan penguatan sistem pengendalian internal.
-
Proyeksi keuangan merupakan alat penting dalam perencanaan bisnis karena memberikan gambaran kuantitatif tentang kinerja masa depan perusahaan. Proyeksi laporan laba rugi memberikan informasi tentang potensi pendapatan dan biaya, proyeksi neraca menunjukkan posisi keuangan pada waktu tertentu, dan proyeksi arus kas memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Ketiga proyeksi ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis seperti ekspansi, pengendalian biaya, dan pengaturan investasi agar selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
-
Penganggaran modal (capital budgeting) membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya terbatas ke dalam proyek-proyek yang paling menguntungkan. Pendekatan ini memastikan bahwa investasi yang dilakukan akan memberikan nilai tambah maksimal bagi perusahaan. Contohnya, dalam perusahaan manufaktur, analisis NPV dan IRR dapat digunakan untuk memutuskan apakah akan membeli mesin otomatis baru yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. Dengan penganggaran modal yang tepat, perusahaan dapat memprioritaskan proyek berdasarkan kelayakan dan kontribusinya terhadap strategi bisnis jangka panjang.
-
Financial leverage adalah penggunaan utang dalam struktur modal untuk meningkatkan potensi pengembalian bagi pemegang saham. Dengan menggunakan dana pinjaman, perusahaan dapat meningkatkan aset produktif tanpa menambah modal sendiri. Hal ini dapat meningkatkan return on equity (ROE) selama pengembalian dari investasi lebih tinggi dari biaya utang. Namun, financial leverage yang tinggi juga membawa risiko lebih besar, seperti beban bunga yang meningkat dan kemungkinan gagal bayar. Untuk mengelola risiko tersebut, perusahaan perlu mengatur rasio utang terhadap ekuitas secara bijak dan memastikan arus kas cukup untuk memenuhi kewajiban finansial.
Studi Kasus: Evaluasi Investasi dan Pendanaan AKASHA LLC
1. Analisis Kelayakan Finansial Investasi
AKASHA LLC sedang mempertimbangkan dua opsi investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi pendingin SFF canggih:
Alternatif A: Pembelian lini produksi otomatis baru senilai USD 130.000, dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa USD 10.000. Investasi ini diharapkan menghemat biaya produksi tahunan sebesar USD 45.000, dengan biaya pemeliharaan tahunan USD 5.000, menghasilkan penghematan bersih sebesar USD 40.000 per tahun.
Alternatif B: Renovasi dan upgrade lini produksi lama dengan biaya USD 80.000, umur 4 tahun, nilai sisa USD 5.000, dan penghematan bersih sebesar USD 25.000 per tahun.
Dengan tingkat diskonto 15% dan tarif pajak 25%, Alternatif A menunjukkan NPV yang lebih tinggi, IRR yang melampaui RRR, dan Payback Period 3,25 tahun, masih dalam batas umur ekonomis. Sebaliknya, Alternatif B memiliki IRR yang mendekati RRR dan Payback Period hampir 3,5 tahun, sehingga lebih berisiko. Oleh karena itu, Alternatif A lebih layak secara finansial.
2. Analisis Alternatif Pendanaan
AKASHA LLC menghadapi keterbatasan kas karena baru saja meluncurkan dua lini produk baru. Tiga opsi pendanaan sedang dipertimbangkan:
Pinjaman Bank: Suku bunga 12% per tahun selama 5 tahun. Fleksibel, tetapi beban bunga tinggi.
Subsidi Teknologi Pemerintah: Bunga 9% per tahun selama 4 tahun, dengan syarat minimal 30% komponen lokal digunakan (misalnya casing aluminium CNC dari manufaktur lokal AS).
Leasing Mesin: Bunga efektif 14% per tahun, tanpa jaminan aset dan DP rendah. Namun, biaya total tertinggi.
Meskipun ada keterbatasan terkait sourcing lokal, kredit pemerintah lebih disarankan karena suku bunga lebih rendah, dukungan terhadap inovasi domestik, dan potensi insentif tambahan.
3. Analisis Break-Even Point
Dengan investasi awal USD 130.000 dan penghematan bersih USD 40.000 per tahun dari Alternatif A, break-even point tercapai dalam:
USD 130.000 / USD 40.000 = 3,25 tahun.
Artinya, dalam waktu kurang dari 3 tahun 4 bulan, investasi mulai menghasilkan keuntungan bersih. Ini masih dalam batas umur ekonomis alat produksi.
4. Proyeksi Arus Kas
Menggabungkan Alternatif A dan kredit pemerintah, AKASHA diperkirakan memperoleh arus kas bersih tahunan sebesar USD 22.000–28.000 setelah dikurangi bunga, biaya perawatan, dan pajak. Tahun kelima akan ditambahkan nilai sisa mesin sebagai tambahan penerimaan.
Dengan model waterfall, cash flow ini sangat penting untuk memastikan tiap tahap (design, prototyping, produksi massal) memiliki pendanaan cukup sebelum masuk tahap berikutnya.
5. Identifikasi Risiko Finansial dan Rekomendasi
Risiko meliputi:
Ketidakpastian biaya bahan baku aluminium dan komponen PCB.
Risiko gagal memenuhi syarat lokal dalam subsidi pemerintah.
Kinerja mesin otomatis baru yang belum terbukti di lingkungan kerja AKASHA.
Kemungkinan penundaan pemasukan karena siklus rilis produk yang panjang dalam model waterfall.
Rekomendasi:
Siapkan kontrak pasokan lokal untuk komponen agar memenuhi syarat subsidi.
Asuransikan mesin otomatis baru.
Sediakan buffer arus kas untuk penyesuaian dalam fase produksi.
Gunakan kontrol kualitas ketat untuk memastikan ROI maksimal dari lini produksi baru.
Komentar
Posting Komentar